Rabu, 23 Februari 2011

AUSTRALIA BANTU AKSES AIR BERSIH INDONESIA


Pemerintah Australia memberikan dukungannya untuk meningkatkan akses air bersih bagi sekitar 2.000 rumah tangga di Serang, Banten, oleh program hibah air. "Lebih dari 100.000 orang di Serang sekarang memiliki akses yang lebih mudah dan murah untuk mendapatkan air bersih. Ini akan membantu meningkatkan kesehatan, kualitas hidup dan potensi ekonomi mereka," ujar Konselor Infrastruktur AusAID Ben Power dalam siaran pers yang diterima Jakarta, Rabu.

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari 35 kabupaten Indonesia yang telah menerima hibah untuk memasang sambungan air baru. Pemerintah Australia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengelola program ini. "Australia bangga dapat bekerjasama dengan Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan berkomitmen untuk membantu Indonesia mencapai tujuannya dalam mengurangi separuh jumlah orang hidup tanpa akses air minum bersih," ujar Power.

Program hibah ini merupakan bagian dari komitmen Australia sebesar 25 juta dolar Australia untuk memperbanyak jumlah masyarakat kurang mampu dapat terhubung dengan saluran air, dan juga untuk meningkatkan jumlah rumah dapat terhubung dengan saluran pembuangan air kotor.

Bantuan ini diharapkan akan meberikan kepada 60,000 rumah di Indonesia dengan saluran air dan 10,000 rumah akan terhubung dengan saluran pembuangan air kotor. "Ini berarti 400,000 orang di Indonesia akan mendapatkan akses air bersih dan sistem sanitasi yang lebih baik, yang mampu meningkatkan taraf kesehatan dan kualitas kehidupan," ujarnya.

Selain itu, beberapa kota dan kabupaten lainnya di Sumatera, Kalimantan, NTB dan Sulawesi akan memperolah manfaat dari program bantuan inisiatif air dan sanitasi Australia. Bersamaan dengan program hibah ini, Australia membantu pemerintah daerah untuk dapat mengelola pasokan air dan sistem sanitasi dan memastikan keuntungan dari akses yang berkelanjutan.

Selasa, 22 Februari 2011

PETA HIJAU - BANDUNG




Forum Hijau Bandung hari ini meluncurkan peta hijau bertema khusus persampahan. Peta tersebut untuk mengatasi persoalan sampah yang masih menghantui penduduk Ibu Kota Jawa Barat itu. "Ini peta hijau pertama di dunia yang bertema khusus sampah," kata Sekretaris Jenderal Forum Hijau Bandung Christian Natalie di Common Room, Bandung, Selasa (22/2).

Dia mengatakan, permasalahan sampah di Bandung hanya berpindah tempat saja. Padahal sebaiknya, sampah bisa dituntaskan oleh masyarakat sendiri. Namun berdasarkan pengakuan masyarakat ke Forum Hijau, berbagai alasan membuat masyarakat tidak tertarik ikut menangani masalah sampah.

Pertama, masyarakat tidak merasa butuh pengelolaan sampah berupa 3R (reduce, reuse, recycle), di antaranya karena tidak ada aturan yang memaksa dan warga merasa sudah bayar retribusi sampah. Selain itu, warga menganggap pemilahan sampah bakal percuma karena tukang sampah mencampur kembali sampah.

Peta ini memberi sejumlah informasi geografis untuk membantu masyarakat memilah sampah, membuat kompos, dan tempat-tempat lain untuk melihat atau bertanya masalah sampah serta lingkungan. Di antaranya lokasi pengumpul barang bekas, tempat daur ulang, sekolah berwawasan lingkungan, tempat pembuangan sampah terpadu, serta usaha produk hijau.

Peluncuran peta hijau seri pertama ini berdasarkan pendataan hingga September 2010 di 6 kecamatan, yaitu Cidadap, Coblong, Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul, Bandung Wetan, serta Sumur Bandung. Seluruh peta yang terbagi dalam 6 seri dan mencakup 30 kecamatan di Kota Bandung itu rencananya akan diluncurkan serentak 22 April mendatang. "Nanti kami akan sebarkan 30 ribu lembar peta itu," ujar Christian.

Menurut Forum Hijau, setiap warga Bandung menyumbang 3 liter sampah per hari. Untuk mengangkut sampah itu, Pemerintah Kota Bandung mengeluarkan duit Rp 100 juta atau Rp 40 miliar per tahun. "Total volume sampah setahun mencapai 55 kali luas Candi Borobudur," katanya.

13 MOBIL PALING RAMAH LINGKUNGAN



Seiring dengan menguatnya isu pemanasan global dan langkanya sumber bahan bakar fosil, kendaraan bermotor - termasuk mobil penumpang- yang irit bahan bakar, emisi polutan yang rendah, serta memiliki performa tinggi menjadi sebuah keharusan.

Para produsen pun berlomba melakukan berbagai rekayasa teknologi untuk mewujudkan mobil yang memenuhi kriteria itu.

Mereka pun berlomba menjadikan teknologi yang memenuhi kriteria itu sebagai ujung tombak persaingan dengan diimbuhi satu predikat 'mobil paling ramah lingkungan'.

American Council for an Energy Efficient Economy (ACEEE), sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang advokasi penggunaan energi dan berkantor di Washington, melakukan uji tingkat keramahan mereka terhadap lingkungan.

Seperti dilansir International Business Times, Sabtu (19/2), tahun ini ACEEE menetapkan 13 mobil penumpang paling ramah lingkungan 2011. Mobil yang diuji terdiri dari berbagai jenis mobil penumpang dan merek yang diproduksi oleh produsen dari berbagai belahan dunia.

Menurut ACEEE, aspek penilaian meliputi tingkat konsumsi bahan bakar, emisi gas buang dari knalpot, tingkat emisi CO2 dan beberapa polutan yang dihasilkan, penggunaan bahan yang ramah lingkungan, dan lain-lain. Semua aspek itu disatukan dalam skor.

"Hasilnya, Honda Civix GX yang berbahan bakar gas alam menduduki tempat pertama dengan skor 54. Ini merupakan yang ke delapan kalinya dalam delapan tahun berturut-turut bagi Civic GX," terang pernyataan lembaga itu.

Hanya, yang mencengangkan, mobil listrik besutan General Motors (GM) yaitu Chevrolet Volt Extended Range EV, berada di urutan paling bontot atau di nomor 13.

Bobot yang hampir 3.800 pound dinilai para juri mempengaruhi konsumsi bahan bakar. "Bobot merupakan faktor utama dalam sistem rating yang menunjukkan berapa banyak bahan bakar yang dikonsumsi kendaraan," tulis pernyataan ACEEE.

Apa kata GM menanggapi hasil uji itu? "Saya rasa ini agak menggelikan," kata Rob Peterson kepada CNN. "Itu merupakan penafsiran (subyektif) satu kelompok tentang sebuah pengukuran 'hijau' (ramah lingkungan)," imbuh dia.

Lantas siapa saja yang masuk dalam 13 besar tersebut? Berikut urutan selengkapnya :

1.Honda Civic GX Natural Gas
2.Nissan LEAF
3.MercedesBenz Smart Fortwo
4.Toyota Prius Hybrid
5.Honda Civic Hybrid
6.Honda Isight
7.Ford Fiesta SFE
8.Chevrolet Cruze Eco
9.Hyundai Elantra
10.MINI Cooper
11.Toyota Yaris
12.Mazda 2
13. Chevrolet Volt Extended Range EV

SUSAHNYA MEMASARKAN SAMPAH


Beberapa daerah telah berupaya mengelola sampah dan mendapatkan keuntungan darinya, salah satunya Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur. Namun, pemasaran beberapa jenis sampah masih menghadapi kendala akibat harga jual yang rendah dan tak menentu.

Prakoso, fasilitator program pengelolaan sampah di Malaka Sari mengungkapkan, kendalanya ada pada sampah kardus, yang misalnya harganya sekarang Rp 1.400 per kilogram. Tapi, saat harganya bisa turun, sampah olahannya itu rugi kalau tetap dijual.

Saat ini, Prakoso mengajak warga Malaka Sari untuk mengelola sampah di Koperasi Bank Sampah yang dirintisnya bersama PT Unilever Indonesia. Warga akan menyetor sampah dalam jumlah berat tertentu, mendapatkan catatan layaknya buku tabungan dan bisa menuai keuntungan penjualan sampah yang dikumpulkannya.

Selain kardus, beberapa kendalanya adalah memasarkan sampah plastik seperti kemasan mi instan.

"Kemasan mi instan kalau dijual harganya agak rendah. Padahal, banyak warga yang setor itu," ujar Prakoso saat ditemui Kompas.com, Senin (21/2/11).

Ia mengungkapkan, saat ini dirinya sedang mengupayakan agar sampah-sampah jenis tersebut bisa dijual sehingga warga tidak merugi.

"Ya, mungkin nanti di koperasi perlu juga board untuk memantau harga kardus misalnya. Dengan cara ini, menjual sampah bisa seperti menjual saham. Saat harga kardus sedang bagus, maka saat itulah akumulasi sampah kardus dilepas ke pasar," paparnya.

Ia berharap, beberapa pihak termasuk industri yang memasarkan produk-produk menggunakan kemasan plastik, bisa turut berperan menjembatani pemasaran sampah plastik jenis itu.

"Nanti, industri mungkin bisa membantu menjembatani. Mohon dicarikan salah satu solusinya," kata Prakoso.

Adapun program bank sampah di Malaka Sari sudah berlangsung sejak 2007 lalu. Sementara Koperasi Bank Sampah diresmikan pada 26 Januari 2011 lalu oleh Walikota Jakarta Timur. Sejauh ini, beberapa jaringan penampung sampah telah dimiliki, seperti pabrik semen yang bersedia menampung sampah plastik jenis tertentu.

PILAH SAMPAH UNTUK HARGA TINGGI


Program pengelolaan sampah yang dilakukan di Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur telah berjalan lewat Koperasi Bank Sampah Merah Delima. Lewat unit tersebut, selain diajak untuk mengelola sampah warga juga diajak untuk mendayagunakan sampah sehingga mendapat keuntungan ekonomi.

Agar bisa meningkatkan harga jual sampah, koperasi di Malaka Sari punya trik. Prakoso, fasilitator pengelolaan sampah setempat, mengajak warga untuk memilah sampah lebih spesifik. "Misalnya botol, kita coba agar botol air mineral itu bisa dimanfaatkan semuanya dengan dipilah," kata Prakoso sata ditemui Senin (21/2/2011).

"Kita pisahkan antara botol, tutup dan labelnya. Kalau dipisahkan harga jualnya lebih tinggi," lanjut Prakoso. Ia mengatakan, jika dipilah, botol air mineral saja bisa menghasilkan Rp 4.500 per kilogram, sementara kemasan air mineral gelas bisa menghasilkan Rp 5.000 per kilogram.

Sejauh ini telah ada beberapa pihak yang siap menerima akumulasi sampah dari warga. Label kemasan misalnya, bisa ditampung oleh perusahaan semen. Sementara, kemasan botol dan gelas bisa dijual ke lapak sampah di wilayah Jakarta Timur. Sampah anorganik lain dibuat menjadi kerajinan tas.

Untuk sampah organik, koperasi dan warga mengelolanya dalam unit kompos. Mursih, salah satu warga mengatakan bahwa bahan baku kompos bisa bersumber dari sayuran mentah yang tak bisa dimasak maupun sisa makanan yang telah dibersihkan. Bahan baku itu dikumpulkan di penampungan yang tersedia.

"Untuk 30 rumah punya 3 tong. Itu kalau ada sisa sayuran ya kita masukkan saja di situ. Nanti akan ditambah campuran yang membantu fermentasi," kata Mursih. Kompos yang dihasilkan bisa dimanfaatkan warga untuk membantu penghijauan wilayah setempat dan dijual.

Menurut Prakoso, pembuatan kompos di wilayah memerlukan 5 orang tenaga kerja. "Total biaya produksi kompos sekitar 800 ribu per bulan. Kita untuk satu bulan bisa dapat keuntungan bersih sekitar 400-500 ribu rupiah," papar Prakoso. Kompos sendiri bisa dipasarkan di BPLHD.

Keuntungan yang dihasilkan dari kompos bisa dimanfaatkan untuk kepentingan warga sendiri. "Misalnya kalau ada warga yang membutuhkan atau sedang terkena musibah, bisa kita manfaatkan," kata Prakoso. Warga juga bisa mendapat penghasilan dari sampah yang dikumpulkan di koperasi.

Sejauh ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah naik turunnya harga komoditas sampah. Sampah kardus misalnya, harganya bisa anjlok di waktu tertentu. Sementara, kemasan mi instan dan tas plastik harganya relatif rendah. Perlu solusi sehingga komoditas sampah tersebut bisa menguntungkan warga.

Kamis, 17 Februari 2011

KONSEP RAMAH LINGKUNGAN - BANYAN TREE UNGASAN BALI



Konsep ramah lingkungan hijau diutamakan di area Bayan Tree Ungasan Resort di kawasan Uluwatu, Bali.

Konsep ramah lingkungan juga dilakukan dengan menumbuhkan lanskap resor yang berdiri di atas bukit kapur.
-- Wyner Tanoto

"Villa di tempat kami, kalau pintunya terbuka maka AC (air conditioner) nya langsung mati. Ke depan, kami akan  memakai solar untuk lampu-lampu tamannya," kata Juanto Salim, Direktur PT. Sitiagung Makmur kepada wartawan di Gran Melia, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Rabu (19/1/2011).
Menurut Wyner Tanoto, Marketing and Customer Advocacy Manager PT. Sitiagung Makmur, konsep ramah lingkungan juga dilakukan dengan menumbuhkan lanskap resor yang berdiri di atas bukit kapur.
"Landskap sedang kita kembangkan, misalnya dengan menanami pepohonan seperti Kamboja, tujuannya agar benar-benar menyatu dengan alam. Namun ini membutuhkan waktu yang lama," kata Wyner.
Meski mengambil lokasi di atas bukit kapur dengan ketinggian 70 meter di atas permukaan laut, Wyner mengatakan Bayan Tree Ungasan tidak panas. "Kami menggunakan teknologi yang menjamin tidak panas meski berdiri di atas bukit kapur," katanya.
Konsep ramah lingkungan yang ada di Bayan Tree Ungasan, kata Wyner, untuk melengkapi kenyamanan yang bisa didapatkan oleh para tamu. "Dalam soft openingnya saja, kami melihat bahwa para tamu sangat betah berada di kamar, sampai-sampai alat gym tidak ada yang memakai," ujranya.
Kenyamanan di dalam kamar villa yang bisa didapatkan oleh para tamu dengan pemilihan kamar akses melihat taman, samudera, dan laut.
 


SAATNYA PENGELOLA GEDUNG BERALIH KE "GREEN BUILDING"



Dengan diterbitkannya peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Bangunan Hijau atau green building menjadi momentum yang tepat bagi pengelola gedung untuk beralih ke konsep ini.
"Pengelola gedung harus cerdik mengatasi biaya operasional gedung dan manajemen gedung itu juga perlu mulai peduli bagaimana caranya mengelola gedung supaya lebih hemat," kata Irwan Sendjaja, Ketua Umum Asosiasi Manajemen Properti Indonesia (Ampri) kepada wartawan di Citywalk Function Hall, Jakarta, Kamis (17/2/2011).
Irwan mengatakan biaya operasional gedung yang semakin hari semakin mahal, dapat diatasi dengan menerapkan konsep green building. "Dari tahun ke tahun pengelola gedung menghadapi biaya operasional yang semakin naik. Biaya operasional naik akan mengakibatkan profit semakin mengecil. Dengan penerapan konsep green building akan menghemat biaya operasional gedung," ujarnya.
Dengan konsep green building, kata Irwan, tujuannya adalah penghematan energi dan terutama kepedulian terhadap lingkungan. "Misalnya untuk gedung yang sebagian disewa dan dijual, penyewa akan merasa diuntungkan dengan biaya operasional lebih murah untuk listrik. Pengelola bisa menghemat 20-30 persen per bulannya," paparnya.
Namun, diakui oleh Irwan, kendala belum banyaknya pengelola gedung beralih ke konsep green building karena investasi yang besar. "Ini terutama untuk gedung-gedung lama. Karena saat gedung sudah beroperasi biayanya sudah fixed, untuk investasi ke green building susah," ujarnya.
"Kalau untuk gedung baru dengan investasi 5-10 persen memang tidak signifikan, jadi relatif lebih mudah, tetapi tinggal kepedulian pengelolanya," kata Irwan.

Rabu, 16 Februari 2011

LOMBA HEMAT ENERGI TINGKAT NASIONAL - TAHUN 2011



Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral c.q. Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservsi Energi dalam rangka mengapresiasi kegiatan di bidang konservasi energi akan mengadakan ajang kompetisi Lomba Gedung Hemat Energi dan Lomba Manajemen Energi di Gedung dan Industri Tahun 2011.

Lomba Hemat Energi bertujuan untuk:

A. Lomba Gedung Hemat Energi terdiri dari 4 (empat) kategori yaitu:
1. New and Existing Building,
2. Tropical Building,
3.  Retrofitted Building,
4.  Special Submission,
B.   Lomba Manajemen Energi di Gedung dan Industri masing-masing terdiri dari 3 (tiga) kategori yaitu:
  1. Small and Medium
  2. Large
  3. Special Submission

Waktu Pelaksanaan
No.
Kegiatan
Waktu
1
Pernyataan keikutsertaan dan Penyampaian submission form
24 Januari – 31 Maret 2011
2
Proses penjurian
11- 15 April 2011
3
Pengumuman Pemenang Tingkat Nasional
20 April 2011

Keterangan
* Pemenang I dan II pada semua kategori akan mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN ENERGY AWARD 2011

* Informasi mengenai lomba hemat energi tingkat nasional tahun 2011 dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE) di www.djebtke.com



Contact Person :
Sdr. Devi Laksmi   ( devilaksmi@yahoo.com)
Sdr. Kunaefi  kunaefi_esdm@yahoo.com)
Sdr. Supriyadi yadi_supri2000@yahoo.com)
Sdri. Nida ul Khasanah (ulkhasanah@yahoo.com)

MEDITASI MENGUBAH OTAK



Menjelang sore setiap Selasa, cobalah mampir ke lantai delapan kantor gedung Gramedia Majalah. Alunan mantra diiringi musik khas Tibet nan membuai hati akan mengalir dari celah-celah pintu ballroom. Musik ini mengantarkan para peserta kelas yoga untuk berkonsentrasi mengikuti gerakan-gerakan nan gemulai—namun bisa jadi amat melelahkan—di dalam ruang.

Inilah saat yang saya tunggu-tunggu dalam satu minggu, salah satu cara untuk membugarkan dan melenturkan tubuh, melepaskan diri dari rutinitas di ruang kerja. Ternyata, banyak hal lain yang bisa didapatkan dari kegiatan yang satu ini loh, seperti melatih konsentrasi—misalnya saat melatih keseimbangan dengan gaya ‘ajaib’ di atas satu kaki—serta bermeditasi.

Dan tahukah Anda, bahwa melakukan program mindfulness meditation dalam jangka waktu delapan minggu bisa mengubah struktur otak? Perubahan di area otak yang antara lain terkait dengan ingatan, empati, dan stres ini bahkan bisa diukur untuk pertama kalinya oleh peneliti dari Massachusetts General Hospital, AS.
“Walaupun penerapan meditasi diasosiasikan dengan perasaan tenteram dan relaksasi fisik, para praktisi telah lama menyatakan bahwa mindfulness meditation juga memberikan keuntungan kognitif dan psikologis yang bertahan seharian,” ujar Sara Lazar PhD, dari MGH Psychiatric Neuroimaging Research Program.

Struktur otak 16 partisipan ditangkap dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dua minggu sebelum dan sesudah mengikuti Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) Program di University of Massachusetts Center for Mindfulness. Rekaman gambar otak juga diambil dari grup yang tidak melakukan meditasi, dalam interval waktu yang mirip.

Analisis MRI menemukan adanya kepadatan substansi kelabu (grey matter) yang meningkat di hipokampus—yang penting bagi proses pembelajaran serta ingatan—dan dalam struktur yang berhubungan dengan kesadaran, rasa kasihan dan introspeksi.

Berkurangnya stres yang dialami peserta juga terkait dengan penurunan kepadatan substansi kelabu di amigdala, yang diketahui memainkan peran penting dalam kegelisahan dan stres. Tidak satu pun perubahan ini terlihat di grup yang tidak melakukan meditasi.

Di Universitas Gadjah Mada, sebuah penelitian pernah dilakukan pada tahun 2007 untuk melihat pengaruh pelatihan mindfulness meditation terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa kelas tiga SMA Negeri 1 Pleret yang selamat dari gempa bumi tanggal 27 Mei 2006. Hasil penelitian mengungkap, meditasi ini memang berguna untuk menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan.

Jadi, mari beryoga dan bermeditasi!

KECINTAAN LINGKUNGAN DIPUPUK SEMENJAK DINI


Nilai-nilai kecintaan lingkungan hidup akan dengan sendirinya tertanam dalam diri seseorang, bila ketertarikan dan kepedulian terhadap alam telah dibangun sejak dini.

Inilah yang menjadikan environmental education atau pendidikan lingkungan, terutama di tingkat dasar, amat krusial. Seperti dikemukakan oleh Nadine Zamira Sjarief, CEO dari Greeneration4life yang bergerak di bidang konsultan lingkungan, di Jakarta (9/2).

Oleh karenanya, Nadine, yang lebih suka disebut sebagai enviropreneur ini melihat adanya peluang mendirikan perusahaan, untuk sekaligus mendukung kampanye kepedulian lingkungan. "Pelayanan pendidikan lingkungan merupakan salah satu cara. Belum ada (selama ini) suatu pengetahuan tentang lingkungan yang masuk dalam kurikulum pendidikan," tuturnya.

Sejumlah program yang diberi nama "Education for Environment Appreciation" (Pendidikan untuk Apresiasi Lingkungan) berupa rangkaian kegiatan yang bisa diadaptasi ke sekolah. Nadine menjelaskan, program-program ini bersifat interaktif, serta diharapkan dapat mengajak para siswa untuk menghargai lingkungan sekitarnya.

"Dan harus ada aktivitas luar ruangannya, dibuat simulasi sebaik mungkin. Supaya muncul kesadaran untuk proteksi alam dibutuhkan sikap mencintai dan menghargai alam tersebut," tegasnya lagi.

Namun sejauh ini ia mengaku baru bisa menjangkau sekolah-sekolah swasta. "Sebab swasta memiliki otonomi untuk mengembangkan programnya, baik dari internal sekolah maupun outsourcing," kata wanita yang ialah juga Miss Indonesia Earth tahun 2009.

Bagian terpenting pula, menurut Nadine, adalah ketika melakukan pendekatan sampai meyakinkan pihak-pihak sekolah bahwa program sejenis ini mereka perlukan.

CSR Lingkungan
Di samping pelayanan pendidikan lingkungan, Nadine dan perusahaannya pun menyediakan layanan konsultasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

Saat ini setiap perusahaan pada umumnya menyisihkan anggaran untuk kewajiban CSR. Tetapi tidak semua memahami konsep CSR yang benar, yang sustainable (berkesinambungan), yang sungguh menghasilkan pengaruh positif konkret dan jangka panjang terhadap masyarakat atau lingkungan.

"Akhirnya banyak kita lihat sekarang perusahaan yang dananya hanya disumbangkan. Kita tidak bisa mengatakan bentuk-bentuk yang filantropis semacam itu sebagai CSR," ujar Nadine.

Selasa, 08 Februari 2011

"GREEN FINANCE" SOLUSI PERUBAHAN IKLIM


 

 Konsep green finance atau pengucuran modal dengan menggunakan prinsip ramah lingkungan bisa menjadi solusi dari sektor finansial untuk mengatasi dampak perubahan iklim global.

"Ada dua ancaman serius, yaitu masalah penggunaan energi dan lingkungan hidup yang bisa diatasi dengan green finance," kata Special Advisor Head Environment Finance Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Takashi Hongo dalam diskusi yang digelar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) di Jakarta, Kamis (28/1/2011).

Namun, menurut Hongo, untuk menerapkan konsep green finance secara nyata dibutuhkan tekad dari badan finansial, baik swasta maupun pemerintah, untuk mengeluarkan investasi dalam jumlah yang besar. Selain itu, penerapan green finance membutuhkan kemajuan teknologi yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim.

Ia mencontohkan, sejumlah nelayan di Jepang beberapa tahun lalu memutuskan untuk menggunakan teknologi LED (light emitting diode) akibat mahalnya harga bahan bakar yang biasa dipakai untuk melaut.

Hongo memaparkan, pada awalnya memang dibutuhkan biaya yang besar untuk membeli dan melengkapi kapal penangkap ikan dengan LED, tetapi setelah digunakan mereka dapat menghemat biaya operasional. "Mereka (para nelayan) meminjam uang dari bank," katanya.

Untuk itu, menurut dia, pembiayaan dan dorongan untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan merupakan kunci yang dibutuhkan dalam penerapan green finance.

Sementara itu, pembicara lainnya, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Suseno Sukoyono mengatakan, sebenarnya terdapat banyak peluang bisnis atau finansial yang dapat dikembangkan akibat perubahan iklim, termasuk salah satunya green finance.
Apalagi, ujar dia, Indonesia sebenarnya bukanlah merupakan penyumbang emisi terbesar tetapi perubahan iklim telah mengakibatkan sejumlah masalah seperti kenaikan suhu dan naiknya permukaan air laut yang tampak seperti fenomena rob yang akhir-akhir ini kerap terjadi di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara.

"Indonesia menghasilkan 1,7 emisi per kapita, sedangkan Amerika Serikat 20,6 dan Australia 16,2," katanya.

Ia juga mengingatkan, krisis energi seperti kenaikan harga minyak yang kini telah mencapai sekitar 100 dolar AS seharusnya juga bisa menjadikan salah satu aspek untuk mendorong penerapan green finance.

Ketua MPN Muhammad Taufiq mengharapkan terbangun jaringan baik di dalam maupun luar negeri atau organisasi internasional dalam menciptakan sumber peluang pembangunan berkelanjutan melalui green finance.

"Skema pendanaan green finance dengan dilandasi lingkungan investasi yang kondusif dengan memasukkan aspek perubahan iklim menjadi salah satu solusi penting dalam membangun Indonesia secara berkelanjutan," katanya.

Berdasarkan data MPN, terdapat potensi total ekonomi kelautan Indonesia yang mencapai 800 miliar dolar AS per tahun yang belum sepenuhnya bisa dimanfaatkan antara lain karena kendala biaya.

Minggu, 06 Februari 2011

BELI PRODUK KEMASAN SACHET = TUMPUKAN SAMPAH

Jika membeli produk seperti shampoo, sabun cuci, pewangi cucian hingga gel rambut, kemasan dan ukuran produk macam apakah yang Anda beli? Jika Anda termasuk pecinta produk kemasan sachet atau kemasan kecil, mungkin sekaranglah waktunya berpikir mempertimbangkan pilihan Anda.
 
Mengapa demikian? "Coba sekarang pikir kalau setiap ibu-ibu rumah tangga memakai sabun cuci kemasan kecil untuk dipakai sehari, berapa sampah yang terakumulasi dan terbuang?" kata  Koordinator Kedai Daur Ulang Pak Salam yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan, Nursalam saat ditemui Kompas.com akhir pekan lalu.

"Lalu kan sekarang ada keluarga tuh yang kalau beli shampo sachet-an. Itu kalau dalam setiap waktu yang sama ada 10.000 orang yang pakai bersamaan. Kan ada 10.000 plastik sachet. Kalau ditotal dalam sebulan, ada banyak sekali itu," lanjut Nursalam.

Menurut Nursalam, pilihan produk berkemasan sachet perlu dipikir ulang. Masalahnya, dengan bahan plastik sebagai kemasan yang dibuang sekali pakai, dampak lingkungan yang ditimbulkan produk ini sangat besar. Plastik, seperti yang telah diketahui termasuk sampah non degradable.

"Ini bukannya anti produk sachet ya. Kecuali kalau emergency, ya mau bagaimana. Tapi kalau secara terus menerus, itu akan besar dampaknya," papar Nursalam yang juga aktivis lingkungan di Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Ia telah mengelola kedai daur ulangnya sejak tahun 1995.

Nursalam mengungkapkan, lebih baik membeli produk kemasan besar sekaligus. "Produk kemasan besar itu kan harganya kalau dihitung-hitung juga lebih murah kan. Lalu kalau misalnya beli sabun cuci yang ada wadahnya itu, kan akan mengurangi sampah," katanya.

Hal-hal sepele seperti pemilihan kemasan produk menurut Nursalam perlu diperhatikan agar jumlah sampah bisa dikurangi. Nursalam mengungkapkan, salah satu penyebab menumpuknya sampah adalah karena gaya hidup lingkungan rumah tangga yang kurang ramah lingkungan.

Jumat, 04 Februari 2011

PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN PEMANASAN GLOBAL



Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan. Sedangkan berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu :
         1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable)
    contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dll,
2) sampah anorganik atau sampah
nyang tidak terurai (undegradable) contohnya botol, kaleng dll.

Selain bahan bahan yang disebutkan diatas,salah satu pemicu terjadinya global warming adalah dengan penggunaan tas plastic.Hubungan antara tas plastic dengan pemicu global warming diantaranya adalah :
1.Plastik sangat sulit hancur secara alamiah, plastic juga sulit untuk di daur ulang kembali, periode hancurnya plastic berkisar antara 200 – 400 tahun.
2.Sampah plastic secara tidak langsung dapat menimbulkan bebagai macam penyakit,prosesnya adalah,plastic dibakar dan akhirnya zat-zat dalam plastic akan terlepas dan bercampur dengan udara,bila udara dihirup oleh manusia,maka zat-zat berbahaya dalam plastic akan masuk ke dalam tubuh dan memicu terjadinya kanker,
3. Pembuatan plastic berbahan dari minyak bumi,sehingga produksi plastic akan mengurangi jumlah ketersediaan sumber daya minyak bumi,
4. dalam pembuatannya plastic diperlukan sejenis bahan pelembut (plasticizers) yang dapat membuat plastik bertekstur licin, lentur dan gampang dibentuk.Jika plastic digunakan sebagai bungkus makanan, plasticizers bisa mengkontaminasi makanan.Dan bila makanan yang dibungkus masih panas,plasticizers dan monomer-monomernya akan semakin cepat diserap oleh makanan yang mengakibatkan plasticizers akan masuk ke dalam tubuh.

Namun harus diketahui bahwa sifat plastic terbagi menjadi 2 jenis,yaitu :
1. Plastik yang bersifat thermoplastic.
Thermoplastic artinya dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain.
2. Plastik yang bersifat thermoset.
Thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali.

Setidaknya ditemukan empat cara untuk menanggulangi masalah sampah,yaitu :
1, .Reduce (Mengurangi) : sebisa mungkin kita harus bisa mengurangi penggunaan barang,karena semakin banyak kita menggunakan barang,semakin banyak pula kita memproduksi sampah.
2. Reuse (Memakai kembali) : setidaknya kita harus bisa memilih dalam penggunaan produk,sebaiknya kurangi penggunaan produk yang menghasilkan sampah disposable.
3. Recycle (Mendaur ulang) : sebaiknya pilihlah produk yang sampahnya dapat didaur ulang,sehingga dapat meminimalisir jumlah sampah. 
4. Replace (Mengganti) : pakailah barang – barang yang ramah lingkungan,contohnya dengan mengganti plastic bag dengan keranjang anyaman kayu untuk belanja.
    Proses penanganan sampah plastic mungkin memang sulit,akan tetapi satu hal yang harus diperhatikan dalam penanggulangan sampah plastic,yaitu hindarilah untuk membakar sampah plastic tsb,karena dalam proses pembakaran,sejumlah senyawa beracun akan terlepas ke udara dan menjadi pemicu terjadinya global warming.

    Namun dalam pendaur ulangan sampah selain plastic,seperti sampah organic (dedaunan) cara yang paling tepat adalah melakukan composting/pembusukan.Hal ini disebabkan,produk sampah-sampah organic yang membusuk di dalam tanah dapat memperbaiki tingkat kehumusan tanah,dan tentunya ini adalah salah satu cara dalam mengurangi mengurangi tingkat intensitas keberadaan sampah.

    Pemanfaatan sampah seharusnya digalakkan dalam usaha untuk pencegahan global warming ini,berikut adalah contoh-contoh pemanfaatan sampah undegradable dalam lingkungan masyarakat :
    1. Pecahan kaca,saat kaca dileburkan,bentuk kaca padat akan berbentuk menjadi larutan cair,yang kemudian akan dibentuk dan dicetak menjadi berbagai hiasan yang indah dan bermanfaat.
    2. Sampah organic,setelah dibusukkan di dalam tanah,selain dapat memperbaiki tingkat kehumusan dapat juga digunakan dalam pembuatan pupuk.
    3. Kertas – kertas yang tidak digunakan,dapat dimanfaatkan menjadi kertas daur ulang dengan cara dibuat bubur dan dieringkan ibawah sinar matahari.
    4. Pelepah-pelepah pohon,dapat dibuat menjadi kerajinan tangan yang kemudian akan menjadi barang yang memiliki nilai harga.
    5. Kain perca,dapat dijahit kembali dan digunakan dalam pembuatan kerajinan tas perca yang memiliki nilai ekonomi.

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Powered by Blogger